Jangan kan menyentuhmu
Melihatmu pun aku bergetar rasa hatiku
Jangan kan menatapmu
Melirikmu pun aku tak bernyali
Jangan kan mendambamu
Merindumu pun aku tak berani
Jangan kan mengatakan padamu
Menyimpan di hati pun aku takut setengah mati
Namun hati tak bisa didustai
Ia berkata dari naluri
Ia tetap ingin melukismu di musim semi
Seindah tunas-tunas baru yang mencari matahari
Seindah bunga mekar menyambut cerahnya pagi
Mendamba kasih yang tulus murni
Awan berarak menghiasi biru langit di kala pagi
Menemani mentari mengisi hari
Namun, tak ada satu kata pun yang sanggup mewakili
Tuk melukismu saat ini,
Meskipun hati berhasrat tuk tetap melukismu
Lembaran putih tak berisi dan tak berisi hingga kini
Hanya menatapi indahnya musim semi dan tetap ingin melukismu
Meskipun itu hanya di dalam hati
Dan ia tetap bersemi...